Skip to main content
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru. ‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa.
Gejala dapat berupa demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus-kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan radang paru-paru atau kesulitan bernapas. Penyakit ini jarang bersifat mematikan. Gejalagejala ini mirip dengan flu (influenza) atau batuk pilek. Kedua penyakit ini jauh lebih umum dibandingkan COVID-19. Karena itu, pengujian diperlukan untuk memastikan apakah terjangkit COVID-19 atau tidak.
Wabah penyakit coronavirus (COVID-19) ditetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC) dan virusnya sekarang sudah menyebar ke berbagai negara dan teritori. Memang masih banyak yang belum diketahui tentang virus penyebab COVID-19, tetapi kita tahu bahwa virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan dari saluran napas orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin). Orang juga dapat terinfeksi karena menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu menyentuh wajahnya (mis., mata, hidung, mulut). Meskipun COVID-19 terus menyebar, masyarakat harus mengambil tindakan untuk mencegah penularan lebih jauh, mengurangi dampak wabah ini dan mendukung langkah-langkah untuk mengendalikan penyakit ini.
Sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, laju penambahan orang-orang yang positif terinfeksi virus corona (COVID-19) di Indonesia tampak tidak melambat. Maka, tak ayal apabila Indonesia mungkin dapat dinobatkan menjadi salah satu zona merah penyebaran virus corona di dunia. Penting untuk masing-masing dari kita menerapkan langkah pencegahan dengan seksama demi mencegah pandemi virus Corona makin mengganas.

Tidak cuma di Indonesia. Angka kejadian infeksi virus Corona di berbagai belahan dunia pun masih tampak tinggi. Sebut saja Amerika Serikat dan India. Di Korea Selatan, kasus infeksi kembali naik selama new normal berjalan, meski sebelumnya sempat berhasil ditanggulangi dengan baik.

Panduan pencegahan virus Corona dari Kemenkes RI dan WHO

Guna menekan pandemi COVID-19, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun secara resmi mengeluarkan panduan mengenai cara pencegahan virus Corona yang telah diamini oleh Kemenkes RI.

1) Menerapkan pola hidup sehat dan bersih

COVID-19 adalah infeksi mematikan akibat virus corona (SARS-CoV-2) yang belum ada obat atau vaksinnya. Virus ini sangat rentan menular lewat droplet liur yang menyembur dari orang yang terinfeksi saat ia batuk dan bersin tanpa menutup mulut. Virus dapat terhirup langsung oleh orang-orang sekitar, atau mendarat di permukaan benda yang keumudian sering digunakan. Bahkan, informasi terkini dari WHO menyebutkan virus ini dapat bertahan di udara (airborne) dalam beberapa jam setelahnya. Maka itu, salah satu langkah pencegahan penyebaran virus corona yang paling utama adalah dengan menjaga kebersihan diri dan menerapkan perilaku hidup sehat setiap hari.

Berikut adalah beberapa cara yang ditekankan:

Selalu cuci tangan dengan bersih menggunakan air mengalir dan sabun selama 20 detik lalu bilas. Jika tidak ada akses air bersih, hand sanitizer atau tisu basah beralkohol bisa jadi alternatif darurat. Saat seseorang ternfeksi, sangat mungkin tidak memunculkan gejala COVID-19 yang signifikan. Maka, terapkan etika batuk dan bersin yang baik dengan menutup hidung dan mulut pakai tisu (langsung buang di tempat sampah) atau lengan baju bagian dalam sehingga droplet tidak menyebar dan berpindah ke orang lain. Jaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi seimbang, serta perbanyak buah-buahan dan sayuran. Rutin olahraga minimal 30 menit setiap hari. Cukup istirahat.

Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mata, hidung, dan mulut. Tangan menyentuh banyak permukaan yang mungkin terkontaminasi virus. Akibatnya, virus dapat berpindah ke tangan dan masuk ke selaput lendir mata, hidung, atau mulut.

2) Pakai masker

Ketika menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, pakai masker untuk menghindari penyebaran droplet di lingkungan terbuka. Pilihan masker yang dapat dikenakan, yaitu masker bedah maupun masker kain yang sesuai dengan standar. Orang yang sehat juga dianjurkan untuk memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Kenakan masker juga selama berolahraga. Masker bertujuan sebagai perlindungan tambahan untuk meminimalisir risiko paparan dari penyebaran lewat udara. Pastikan Anda mengetahui cara memakai masker yang benar agar malah tidak membuka peluang paparan.

3) Jaga jarak dan hindari kerumunan (social distancing)

Istilah social distancing alias jaga jarak mungkin sudah jadi jargon yang tidak asing lagi di telinga dalam satu tahun ke belakang. Menjaga jarak setidaknya 1 meter atau 2 meter dengan orang lain yang batuk atau bersin dapat membantu Anda secara tidak sengaja menghirup uap atau tetesan liur yang mungkin mengandung virus Corona. Setiap orang dapat menjadi carrier virus corona dan tidak menunjukkan gejala sakit yang khas. Dalam ruang publik, kita tidak bisa tahu pasti siapa saja orang yang sudah positif terinfeksi, apalagi jika tanpa gejala.

4) Memperbanyak fasilitas pelayanan kesehatan dan tes tracing

Sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran infeksi virus corona, pemerintah Indonesia telah menunjuk 100 rumah sakit sebagai rujukan untuk COVID-19. Keseratus fasilitas medis tersebut sebelumnya pernah menangani wabah flu burung dan telah lolos evaluasi terbaru. Lewat evaluasi tersebut, dipastikan semua faskes rujukan sudah memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap. Salah satunya ruang isolasi dengan teknologi tekanan negatif. Selain itu, pemerintah juga terus memperbanyak jumlah skrining COVID-19 lewat tes PCR (Swab test) secara massal

Leave a Reply