Kenapa Kita Membutuhkan Rumah Tahan Gempa?
Menurut para ahli geologi, gempa bumi memang sangat berpotensi besar terjadi di Indonesia, karena negara kita berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sebaran patahan aktif yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Ditambah, posisi Indonesia berada di cincin api pasifik (Ring of Fire) sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang cincin api ini.
Bahkan berdasarkan rilis dari BMKG yang dikutip oleh CNN Indonesia, pada bulan Februari 2020 kemarin, Indonesia diguncang gempa bumi 779 kali. Melihat kondisi tersebut, sudah seharusnya pemerintah dan masyarakat secara sadar lebih masive mengembangkan secara serius rumah tahan gempa untuk keamanan dan keselamatan bersama.
Pada artikel kali ini, kami akan mengulas secara khusus pedoman membangun konstruksi rumah tahan gempa agar kesadaran masyarakat meningkat untuk mengantisipasi potensi gempa-gempa tersebut.
Pedoman Membangun Konstruksi Rumah Tahan Gempa
BAHAN BANGUNAN
1. Membuat beton, perhatikan bahwa campuran bahannya seperti berikut:
1 ember semen + 2 ember pasir + 3 ember kerikil yang bagus + setengah ember air.
Catatan:
– Kerikil yang bagus memiliki tekstur/gradasi yang baik, dan ukuran maksimum tidak melebihi 2 milimeter.
– Tambahkan campuran air sedikit demi sedikit agar tetap menjaga kondisi beton tidak terlalu encer atau terlalu kental.
– Gunakan semen tipe I
2. Membuat mortar:
1 ember semen + 4 ember pasir + air secukupnya
3. Pemilihan kayu:
Pilihlah kayu berkualitas baik (kering, keras, berwarna gelap, tidak ada keretakan, lurus)
4. Membuat pondasi:
Gunakan batu kali yang keras dan ukuran yang sesuai
STRUKTUR UTAMA
1. Membuat pondasi. Gunakan batu kali atau batu gunung yang keras. Dengan spesifikasi:
Lebar atas pondasi minimal 30 cm
Lebar bawah pondasi minimal 60 cm
Tinggi pondasi minimal 60 cm
Catatan:
– Kerikil yang bagus memiliki tekstur/gradasi yang baik, dan ukuran maksimum tidak melebihi 2 milimeter.
– Tambahkan campuran air sedikit demi sedikit agar tetap menjaga kondisi beton tidak terlalu encer atau terlalu kental.
– Gunakan semen tipe I
2. Membuat dinding:
Dinding menggunakan pasangan bata dengan tebal siar 1,5cm
Dinding diplester dengan campuran
1 semen : 4 pasir
Jarak maksimum antar kolom 3 m atau luas maksimum dinding 9 meter persegi
3. Balok Pengikat/Sloof
Sloof atau balok pengikat menggunakan spesifikasi:
Diameter tulang utama: 10 milimeter
Diameter tulang begel: 8 milimeter
Interval: 15 centimeter
Tebal selimut beton untuk kolom dan sloof: 1,5 centimeter
Untuk balok keliling /ring dan bingkai ampig adalah 1 centimeter.
Lihat gambar untuk lebih jelas
PENGECORAN
1. Pengecoran Beton
– Pengecoran kolam dilakukan tiap 1 meter
– Pastikan cetakan benar-benar kuat dan rapat. Tunggu selama 3 hari sampai cetakan bisa dilepas.
– Saat pengecoran, beton dimampatkan dengan bambu agar mengisi sempurna dan tidak ada celah.
2. Pengecoran Balok
– Tulangan dirangkai diatas dinding
– Cetakan pada balok gantung harus diberi penyangga agar kokoh
– Cetakan pada dinding dapat dilepas setelah 3 hari, sedangkan pada balok gantung setelah 4 hari.
Selengkapnya, silakan lihat gambar.
RUMAH TAHAN GEMPA SIAP HUNI
Bagi Anda yang ingin memiliki rumah tahan gempa tanpa perlu repot memikirkan cara membangunnya, kami memiliki rumah tahan gempa siap huni yang mampu menahan guncangan gempa hingga 8 SR, karena konstruksi beton rumah ini dibuat oleh WIKA.
Perumahan ini berlokasi sangat strategis di Cibinong, tepatnya dekat dengan kawasan Hutan LIPI dan Kebun Raya Cibinong. Perumahan ini bernama Villa Kebun Raya Cibinong, Bogor.
Selain berada di lokasi strategis dan tahan gempa, dengan membeli rumah ini, Anda akan mendapatkan banyak bonus langsung tanpa diundi, seperti Water Heater dan AC.
